Tuesday, April 24, 2012

just a teenage dream


Demi Neptunus, ini adalah hari yang sangat sangat sangat melelahkan.
Hari ini sekolah emang pulangin murid-muridnya lebih awal, tapi faktanya aku baru sampe rumah jam tujuh malem. Dan rasanya saaaaaaaanngat amatlelah, bukan Cuma karena tadi abis ngerjain tanggung jawab sebagai murid, tapi juga stress karena berbagai macam hal. Sampe rumah juga udah harus mikirin persiapan buat sekolah besok, belom lagi harus menunjukkan kontribusi sebagai warga rumah yang baik, setidaknya membantu menghabiskan makanan yang telah ibu buat, atau membantu ayah untuk mengecilkan volume tv karena aku yang memgang alih kendali remot tv. Walaupun bukan hal berat, itu juga cukup memakan waktu dan energi .

Entah kenapa tiba-tiba mikir gimana suatu saat nanti waktu sudah punya pasangan bisa pulang kantor disambut dengan senyuman pasangan tersayang yang bisa saja sudah lebih dulu sampai di rumah, dibukakan pintu rumah seraya menyapa dengan sapaan “Hallo sayang, sudah pulang rupanya. Makan malam yuk”. Pasti rasa lelah setelah bekerja sedikit berkurang.

Belum lama ini, atau bisa dibilang beberapa bulan yang lalu terinspirasi oleh kemesraan pasangan Endah dan Rhesa, kasih sayang mereka itu tulus sekali, nggaj dibuat-buat sedikit pun kayak *maaf* anang dan ashanti yang selalu pamer kemesraan di tv tapi belum tentu benar-benar saling sayang. Dan yang paling aku suka dari Endah dan Rhesa itu adalah mereka tampil apa adanya dan saling mencintai dengan apa adanya mereka dan apa adanya pasangan mereka.




Kadang-kadang mikir “Hmm.. God, where’s my man?”. Ya, mungkin memang terlalu dini memikirkan masa denpan, tapi bukankah sebaiknya segalanya dipersiapkan secara matang sedari dini? Aku sering mimpi bisa jadi pasangan semanis Ainun-Habibie, Radit&Jani, Jack dan Rose pada film Titanic, Sinichi Kudo dan Ran pada komik Conan , Coboy wanita dan Buzz lightyear pada Toy Story 3 atau seperti Endah dan Rhesa.
Mungkin memiliki pasangan seperti Buzz Lightyear adalah mimpi dan omong kosong, tapi ga tau kenapa juga Buzz berasa keren bgt aja, dia jantan bgt, rela berkorban dan setia kawan. Walaupun Buzz ga bisa terbang, tapi dia kuat. Jadi bisa nolongin aku mindahin barang, setidaknya setelah nikah nanti bisa banu beres-beres rumah dan bisa ngelindungin anak kalo misalnya lagi nonton bola di stadion, bisa aja kan pas lagi nonton bareng anak terus tiba-tiba bentrok dan Buzz sebagai bapak yang baik pasti bisa bawa anak kami nerobos ke luar sehingga selamat.
Pernah juga mikir pengen punya pacar kayak Ultraman, tapi sejak ada temen satu sekolah yang ngaku bahwa dia ultraman, aku jadi ilfeel sama Ultraman, masalahnya itu orang jauh banget dari Ultraman. Selain itu juga setelah tak pikir-pikir Ultraman itu dibalik kebaikannya menyimpan kejahatan yang sangat jahat. Bayangin aja dia emang bantuin Jepang dari monster serem, tapi liat apa yang dia perbuat! Dia buat pemerintah Jepang susah dan akan merogoh kocek cukup dalam. Ultraman meninggalkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan di Jepang. Biasanya dia emang kelai di peegunungan gitu, tapi kadang bisa juga sampe ke tengah kota, selain itu juga tower-tower pasti dirobohin sama dia, mutusin kabel listrik juga kadang. Dan yang agak aku sesali itu, kenapa pas SD sampe SMP tiap pagi selalu bangun subuh-subuh dan maksain mata melek cuma buat nonton pahlawan super dengan baju sangat ketat, memiliki tanduk pada bagian atas kepala, ada lampu di dada dan mata yang menonjol seperti orang kena tumor yang ngelawan monster yang suaranya kalo diperhatiin selalu sama setiap hari.

Sudahlah, itu semua hanya mimpi. Mari perbanyak ibadah, makan teratur dan istirahat yang cukup.
trims.xoxo.

No comments:

Post a Comment